Banjarbaru – Late post, (21-23/11/2022) BSPJI Banjarbaru melakukan kegiatan survei pemetaan IKM ke Kabupaten Tapin, dalam rangka program “Sahabat IKM” tahun 2023, dengan dikoordinir langsung oleh Koordinator OTIPK, Hamlan Ihsan, S.Si.

Tujuan kunjungan kali ini yakni ke IKM Sasirangan Cintawari, Sambal Cabe Rawit Hiyung; Anyaman Kopiah Obak (rotan); SMY Muslimah, Azkia Collection (kopiah Jangang); Assiwa (anyaman kerajinan tas, tikar purun); dan PT Widi Sasirangan Salba.

Kegiatan survei pemetaan IKM ini adalah untuk memetakan potensi calon IKM yang akan diusulkan untuk mendapatkan fasilitasi konsultasi teknologi melalui program sahabat IKM.

Owner IKM Sasirangan Cintawari, Mastinah, mengatakan bahwa keunggulan kain sasirangan yang dihasilkan adalah selalu mengangkat motif khas daerah, yang masing-masing motifnya memiliki makna tertentu. Kendala dari bisnis yang digelutinya adalah belum adanya tenaga terampil dan belum memiliki IPAL untuk pengolahan limbah cair yang dihasilkan. Bisnis serupa, PT Widi Sasirangan Salba memerlukan media promosi untuk mempromosikan kain ecoprint Sasirangan hingga ke kancah International.

Lain halnya dengan IKM Sambal Cabe Rawit Hiyung, Ketua Sentra IKM Cabe Rawit Hiyung, Junaidi, mengatakan bahwa dokumen perijinan usaha yang telah dimiliki, termasuk halal, telah memperkuat posisi pasar cabe rawit hiyung olahan. Permasalahan yang dimiliki adalah peralatan packaging yang kurang memadai sehingga berpotensi mengurangi daya simpan produk.

Hal serupa untuk Azkia Collection (kopiah Jangang) dan anyaman Kopiah Obak. Sebagai warisan budaya Kabupaten Tapin yang patut dilestarikan, Kopiah Jangang merupakan suatu kerajinan tangan yang sudah lama ada di Kalimantan Selatan dan turun-temurun terus dilestarikan. Bahan baku pembuatan Kopiah Jangang adalah dari akar Jangang yang kemudian dianyam sehingga membentuk sebuah peci. Sayangnya, keterbatasan peralatan, menyebabkan proses pengerjaan memakan waktu lama. Untuk membelah Jangang, selama ini menggunakan alat raut dari kaleng yang ditusuk paku dengan ukuran paling kecil hingga besar. Pemasaran yang kurang memadai, juga merupakan kendala IKM tersebut.

Untuk pengrajin anyaman purun, owner SMY muslimah, “Muslimah” dan IKM Assiwa “Arbaiti” mengatakan bahwa untuk meningkatkan kapasitas industri, diperlukan mesin jahit skala industri. Selain itu juga diperlukan mesin penumbuk dengan teknologi yang terbaru.

Melalui program “Sahabat IKM”, diharapkan BSPJI Banjarbaru dapat memberikan pendampingan industri, terkait teknologi tepat guna, serta manajemen SDM dan pemasaran sehingga IKM Kabupaten Tapin dapat bersaing di pasar lokal, nasional, bahkan internasional.